Apakah Kelas Anda Itu Merupakan Suatu Kelompok ?

Apakah Anda menganggap kelas Anda tersebut sebagai cermin kepribadian Anda sendiri ? Apakah Anda merasa kuat jika murid-murid Anda itu patuh,dan apakah Anda meragukan kemampuan-kemampuan Anda sendiri jika murid-murid tadi menunjukkan sikap yang mengganggu ? Atau apakah Anda sungguh-sungguh merasa diri Anda sebagai bagian dari kelompok yang tergabung di dalam kelas Anda ?

Perselisihan-perselisihan dengan seorang anak yang bersikap kurang ajar akan banyak menghamburkan waktu yang berharga. Lebih baik jika waktu tersebut kita gunakan untuk membimbing si anak menuju sikap yang sosial dalam suatu kelompok. Dalam bab-bab yang lalu kita telah mengetahui apa yang menyebabkan si anak bersikap tidak wajar; dan sekarang marilah kita berpaling kepada pertanyaan bagaimana sikap si anak tersebut dalam lingkungan suatu kelompok.
Kita selalu dibayangi oleh prasangka-prasangka yang kuat dan yang tidak disadari terhadap anak-anak. Kita tidak berhasil memberikan penghargaan bagi bakat dan kemampuan-kemampuan si anak dengan semestinya.
Banyak guru yang beranggapan bahwa mereka hanya diharuskan mengajar, memberikan informasi-informasi yang sesuai dengan mata pelajaran, dan mendidik sejumlah murid yang diserahkan kepada mereka di kelasnya masing-masing; tidak menjadi soal apakah jumlah murid-murid tadi besar atau kecil. Hasil-hasil yang kita peroleh dari dinamika kelompok sangat bertentangan dengan pandangan yang demikian.  Jika seorang guru bermaksud untuk membimbing kelasnya sebagai seorang pemimpin kelompok, maka ia harus membedakan apakah kelasnya itu terdiri dari 10, 30 atau 50 anak karena kelas yang besar itu pun harus tetap sebagai kelompok.
Kita harus belajar menciptakan suatu iklim kelompok yang dilandaskan kepada aspek-aspek dinamika kelompok. Keutuhan kelompok itu akan meningkatkan kesediaan para murid untuk saling bekerja sama sesuai dengan kemampuan-kemampuannya. Usia serta taraf kemampuan para murid tidak diharuskan sama.
Percobaan-percobaan yang dilakukan dalam penerapan metode-metode pengajaran yang modern telah menunjukkan, betapa semakin pentingnya untuk mengintegrasikan para murid. Hal tersebut dapat saja dilakukan di dalam kelas, atau setiap hari untuk suatu jangka waktu yang tertentu di dalam sebuah kelompok. Jika kita tidak bekerja keras untuk mengintegrasikan anak-anak tersebut, maka kita segera akan dapat melihat bagaimana kelas tersebut terpecah menjadi dua : golongan yang satu terdiri dari murid-murid yang memihak, dan dalam golongan yang lain terdapat mereka yang menentang kita.
Sumber : Rudolf Dreikurs & Pearl Cassel, Disiplin Tanpa Hukuman, Remadja Karya Bandung 1986.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keunggulan dan Kelemahan Metode Mastery Learning

Kalender Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2023 - 2024

RPP Kelas Kontrol dan Eksperimen